Teluk Ijo & Kawah Ijen, New Year 2015

Malam tahun baru 2015 kami (aku, Oka, Cipon, Alex, dan Nirwan) memutuskan untuk ngetrip saja. Tujuan kali ini adalah Teluk Ijo dan Kawah Ijen, Jawa Timur. Karena dadakan, kami sudah kehabisan tiket kereta ekonomi ke Banyuwangi. Akhirnya kami memutuskan berangkat naik bus bumel dari Terminal Giwangan Jogja. Apa itu bus bumel? dia adalah bus dengan tingkat kelayakan jalan yang jauh dari sempurna, tentunya tanpa AC dan resiko gak dapet tempat duduk besar. Tapi untungnya kami dapet tempat duduk.
squad
Setelah membayar 70.000/orang untuk sampai ke Banyuwangi, namanya juga bus bumel, kondektur dan sopirnya dengan kurang ajar menurunkan kami di Jember tanpa memberikan "uang kembalian" sebagai ganti rugi. Padahal rencana awal kami seharusnya turun di Genteng untuk lanjut ke Teluk Ijo. Saat itu sudah hampir pagi. Setelah sarapan, rombongan lanjut jalan lagi dan dapet bus lanjutan ke daerah pertigaan Genteng. Dari situ kami langsung naik elf untuk melanjutkan perjalanan ke Teluk Ijo/ Teluk Hijau. Ongkosnya 50.000/orang dengan jarak tempuh yang sangat jauh. Jangan harap waktu itu perjalanan mulus, karena jalannya masih jalan tanah berbatu dengan mobil abrakan macam angkot.
kondisi jalan menuju Teluk Ijo
DAY 1
Sampai di parkiran Teluk Ijo, masih harus jalan kaki dengan jarak yang lumayan jauh untuk sampai ke Teluk. Situasinya benar-benar diluar dugaan. Ekspektasi kami Teluk Ijo masih asri dan jauh dari wisatawan, realitanya......... ruame buangetttt sampai jalan setapak aja macet! Pemandangan di foto-foto travel blogger benar-benar tidak kutemukan disini. Hahahah. Kami yang berniat camping dengan membawa kerir gede-gede pun merasa saltum, dan ternyata  memang sudah tidak diperbolehkan lagi camping di Teluk Ijo. Akhirnya kami hanya leyeh-leyeh sambil minum-minum es dibawah pohon. Rasa malas membayangkan harus lewat jalan setapak lagi mendatangiku. Aku memutuskan untuk naik kapal aja langsung menuju parkiran. Yang lainnya tetep ngotot jalan kaki. Hahaha

Kami hampir gak bisa balik ke kota karena kehabisan angkot. Untungnya ada mas-mas yang rela mengangkut kami dengan mobilnya dan dibayar seikhlasnya. Sampai terminal dekat pertigaan Genteng sudah lumayan malam. Kami langsung cari bus ke Banyuwangi dengan ongkos 20.000/orang. Sesampainya di terminal Banyuwangi sudah tengah malam, kami disambut bapak-bapak ojek yang gengges ngotot mencari penumpang. Setelah ditolak bekali-kali ada satu Bapak nyeletuk "50.000/orang sampai Paltuding". Si Cipon langsung mengiyakan, secara patulding jauh dan itu adalah basecam untuk memulai pendakian, maka angka 50.000 dianggap murah.

DAY 2
Apes kami belum selesai, ternyata bapak-bapak ojek tadi menipu kami dengan menurunkan kami di sebuah penginapan yang letaknya paling dekat dengan Paltuding. Paling dekat tapi perjalanan masih 10km lebih untuk sampai Paltuding. Setelah kita sumpah-sumpahin itu ojek penipu, kami memutuskan buka kamar di penginapan tersebut. 1 Kamar untuk berlima demi menekan budget. Kami menginap 1 malam dengan ongkos 200.000.  Hari 2 benar-benar dihabiskan di penginapan. Karena  tropper yang kami pesan baru bisa mengantar di hari ke-3.

DAY 3
Kapok dengan ke-apes-an, sekalian saja pesan tropper lewat penginapan dengan harga 600.000/mobil untuk mengantar subuh-subuh ke Paltuding, dan menjemput di Paltuding langsung diantar ke Terminal Banyuwangi. Kami dijemput jam 12 malam untuk berangkat. Perjalanan dari penginapan sampai Paltuding sekitar 45 menit sampai 1 jam. Bisa dibayangkan itu bapak ojek nipunya kebangetan.


Sampai disana langsung siap-siap pendakian. Di Paltuding kamu bisa mendirikan tenda untuk ngecamp sebelum dan sesudah mendaki. Awalnya kami memang niat gelar tenda juga... tapi malah.... ah sudahlah....
Start mendaki jam 2.00 subuh dan ternyata sudah ramai sekali yang mau muncak juga. Sampai pinggir kawah kira-kira jam 4.00 subuh. Sambil istirahat sambil menikmati blue fire dari atas karena males turun ke bawah hehe. Sedikit demi sedikit langit mulai terang, dan kawah biru muda nan cantik pun menampakkan dirinya.. Breathaking moment banget. Cuma duduk, kedinginan, melihat pemandangan awesome yang perlahan-lahan semakin jelas. Akhirnya ngerasain Kawah Ijen pakai capek..


Puas foto-foto kami memutuskan turun. Tadi waktu naik semuanya gelap, tapi waktu turun semuanya kelihatan. Pemandangan selama turun ternyata bangus banget dan membuat berhenti berkali-kali untuk menikmati dan mengabadikannya.
that view!
Sepanjang perjalanan kami sekali dua kali berpapasan dengan para penambang belerang. Jika berpapasan secara otomatis semua wisatawan langsung minggir memberi jalan untuk para penambang. Bayangkan, para penambang setiap hari naik turun membawa beban minimal 10kg, hanya memakai kaos lengan panjang, celana training, dan sepatu boot karet. Meluhat perjuangan mereka membuat aku berpikir ke-apes-an ku kemarin nggak ada apa-apanya.

Sampai Paltuding, yang dicari langsung warung dan memesan mie instan rebus dengan teh panas manis. Setelah itu langsung diangkut tropper sampai ke Terminal Banyuwangi. Lanjut bus bumel selama 9 jam perjalanan ke Surabaya. Karena kapok nggak bisa istirahat, kami ganti bus eksekutif Eka untuk perjalanan sampai Jogja.

Baru kali ini ngetrip banyak apes nya. Tapi se-apes2-nya trip ini, kita masih lebih beruntung dari orang yang jangankan mikir buat jalan-jalan, mikir besok makan apa aja berat..

BUDGET
Bus ekonomi Jogja - Jember ................ Rp 70.000
Bus ekonomi Jember - Genteng ........... Rp 15.000
Elf Genteng - Teluk Ijo ........................ Rp 50.000
Elf Teluk Ijo - Genteng ........................ Rp 40.000
Bus ekonomi Genteng - Banyuwangi .... Rp 20.000
Ojek Banyuwangi - Penginapan ........... Rp 50.000
Penginapan Rp 200.000 ...................... Rp 40.000/orang
Sewa tropper Rp 600.000 ................... Rp 120.000/orang
Retribusi Kawah Ijen ........................... Rp 7.000
Bus ekonomi Banyuwangi - Surabaya .. Rp 90.000
Bus eksekutif Surabaya - Jogja ............ Rp 85.000
Totalnya..... BANYAK!


Tips kalau mau ke Kawah Ijen
  1. Sebaiknya naik kereta ekonomi ke Banyuwangi. Selain lebih murah, tentunya lebih cepat dan nyaman. 
  2. Sampai banyuwangi cari carteraan motor Rp 75.000/hari. Bisa kamu bawa sampai Paltuding, Teluk Ijo, bahkan Baluran. Bisa boncengan berdua.
  3. Kalo males bawa motor, sebaiknya langsung sewa tropper atau mobil yang menyediakan paket mengantar ke Kawah Ijen atau Baluran.
  4. Kalo bisa sih booking dari sebelum berangkat. Hal ini untuk jaga-jaga biar gak kehabisan armada dan tentunya biar gak ketipu ojek.
  5. Pakai sepatu atau sendal gunung. Trek Banyuwangi licin jadi perlu sepatu dengan sol bergerigi.
  6. Mulai mendaki lebih pagi lebih baik, karena kamu bisa lebih lama menikmati blue fire. Blue fire hilang atau mulai gak keluhatan jam 5.00 subuh.
  7. Jangan segan-segan memberi jalan kepada penambang belerang. Kalau ada yang jualan souvenir belerang, beli saja. Menawar boleh, tapi jangan kejam. Berbagi rejeki tidak mengurangi rejeki kok :)
  8. Jangan lupa bawa masker. Kalau perlu kacamata bening. Asep belerang selain baunya minta ampun, bikin sesak napas dan mata pedih.
  9. Kalau bawaanmu banyak, sebaiknya ditinggal di tropper atau tenda saja. Cukup bawa air minum dan makanan seperlunya ketika mendaki Kawah Ijen.
  10. Don't forget to take a loooooooot of picture!


Comments

Popular Posts