Hidden Paradise at Sumba (1)

Saran: jika kamu pertama kali ke Sumba dan blank belom tau mau kemana, sebaiknya mampir dulu ke Rumah Budaya Sumba didekat Waitabula.

Jarang-jarang ya memberikan saran diawal tulisan. Biar beneran digaris bawahi saja untuk para traveler. Hehe. Setelah sampai rumah Om Roni dan Bulek Yanti, ritual pertama yaitu mandi dan makannnn! Baru setelah itu tidur. Terutama Oka yang nyetir terus. Oiya, Om Aloy begitu sampai langsung capcus pulang ke rumahnya didekat rumah Om Roni. Aku yang tidak begitu mengantuk cuma nonton tivi sambil glundung-glundung di kasur. Setelah sekian lama akhirnya seisi rumah bangun dan mengajak berjalan-jalan. Tujuan pertama adalah Pantai Kita atau Pantai Mananga Aba.

(1) Pantai Kita atau Pantai Mananga Aba
Pantai ini memang memiliki dua nama. Pantai Kita diberikan oleh pemerintah namun penduduk sekitar lebih suka menyebutnya Pantai Mananga Aba. Pantai ini masih satu garis dengan pelabuhan Tambolaka. Jadi jarak dari rumah Om Roni tidak begitu jauh, hanya 15 menit.
Pantainya panjaaaaaaaaaaanggg banget, bersiiiiihhhhh, dan sepi. Pasirnya putih dan lembut, tipikal pantai pasir putih asli bukan karena cacahan coral atau karst seperti di Gunung Kidul. Ini pantai bagus bangett tapi tidak disarankan untuk berenang karena ombaknya lumayan besar dan air di bibir pantai warnanya biru gelap yang menandakan kalau dalam. Satu yang unik dari pantai ini, jika siang hari dan matahari sedang terik-teriknya warna air di pantai ini seperti menyala berkilauan. Cakeppppp bener! Rasanya pengen langsung nyebur. Tapi sayang kami kesorean. Huft
Warga sekitar biasanya main ke pantai ini untuk bikin tenda, barbeque-an, dan minum tuak. Tak lupa menyetel musik keras-keras (niat banget bawa sound systemnya). Wisatawan kalau mau kemping pikir-pikir dulu deh.



Kami berempat menghabiskan sunset di Pantai Mananga Aba. Setelah benar-benar gelap kami baru pulang dan lanjut makan di satu-satunya restoran besar di Sumba (Tambolaka-Waitabula) Alam Hijau Restoran. Menunya seperti resto keluarga pada umumnya: ikan, tumis sayuran, ayam, dll. Itung-itung "dinner selamat datang" hehehehe

Hari kedua kami berempat ke Waikabubak, pusat pemerintahan Sumba. Jaraknya jauh sekitar 1,5jam dari Waitabula. Tujuan kami adalah kampung adat Waitabar

(2) Kampung Adat Waitabar
Sebenarnya kampung ini terletak ditengah kota dan dekat dengan pusat pemerintahan. Tapi bentuk rumahnya masih sangat tradisional walaupun sudah ada jalur pejalan kaki menggunakan konblok. Sepertinya listrik juga sudah masuk ke kampung ini. Sepanjang jalan menuju kampung ini banyak tersebar kubur batu jaman dulu. Sayangnya kebanyakan tidak terawat dan malah terusir oleh bangunan baru.





Hari ketiga, Om Roni dan Bulek Yanti masuk kerja. Jadi tinggal aku dan Oka yang ditinggali mobil tapi tidak tahu jalan :| Oke, kami memutuskan ke Mananga Aba lagi. Kemarin datang terlalu sore jadi sekarang kami datang pagi-pagi. Pemangangan sepanjang jalan ciamik banget pokoknya. Kami juga membuktikan bahwa airnya memang berkilauan jika matahari sedang terik. 



Setelah puas kami yang bingung mau kemana akhirnya modal nekat blusukan di sepanjang garis pantai dan nemu pelabuhan lama. Cuma lihat doang terus muter balik soalnya sepi banget takut dirampok. hahaha

Hari semakin siang dan kami kelaparan. Bulek Yanti pernah mengajak kami makan di Bakso Malada waktu di Waikabubak. Ternyata buka cabang di dekat rumah, capcus deh kita kesitu.

(3) Bakso Malada
Sebenarnya seperti bakso pada umumnya, yang jual ternyata orang Solo. Satu porsi harganya 8000 rupiah. Yang membuat spesial adalah jumlah pentolnya yang mencapai 11 gelinding! klengerrrr bangettt! Rasa dan kuahnya pun seger dan nikmat :9


(4) Pantai Rote
Lupa lokasinya dimana yang jelas pantai ini jauh dari Waitabula dan ada dipesisir barat pulau Sumba. Pantai ini langsung menghadap ke Samudra Hindia jadi ombaknya gede dan cocok banget untuk tempat surfing. Banyak bule yang datang kesini untuk surfing. Pantainya cenderung sepi dan berbatu.






(5) Pantai apa ya namanya lupa haha
Ini pantai nggak jauh dari Pantai Rote. Panjang banget dan airnya turqouise! Ombaknya santai dan lumayan landai. Jadi bisa nyemplung dan mainan air dengan aman :D







Sepanjang perjalanan pulang pergi ke pantai tadi, kita akan menemui pemandangan yang nggak ada di pulau Jawa. Pemandangan yang adem ayem mistis-mistis gimanaa gitu.



bersambung....

Comments

Popular Posts