Semeru, Oct 2013
Kami berangkat ber-7. Aku
(Ria), as always my best partner Oka, Alex, Ari, Boss Dhemit, Andro, dan Ayik. Awalnya
Ayik gak mau ikut, tapi setelah bersemedi akhirnya ikut juga. Hahaha. Dua cewek
dan lima cowok. Tiga amatir dan empat expert dengan tujuan Mahameru.
Berangkat dari Jogja
menggunakan kereta. Pas lagi promo dapet eksekutif Jogja-Malang 50.000-an.
Berangkat sore hari dan sampai Malang subuh. Sampai Malang kami langsung
charter angkot untuk ke posko pendakian Pasar Tumpang. Lokasinya memang dekat
pasar. Kalo gak salah biaya angkotnya 15.000 per kepala. Sambil menunggu truk
pengangkut ke Taman Nasional Bromo Tengger, kami belanja kebutuhan logistik
dulu di pasar. Sempat masak dan makan juga di posko. Lalu re-packing semuanya
ke kerir masing-masing. Kami cukup memberikan uang terima kasih kepada pemilik
rumah yang rela rumahnya dijadikan posko pendakian sebesar 20.000.
posko Pasar Tumpang |
Truk pun datang, satu
truk diisi 2 rombongan yang jumlahnya sekitar 15 orang. Per orang bayar 30.000
untuk bisa terangkut truk batu tersebut. Lama perjalanannya kurang lebih 2 jam. Tapi
sepanjang perjalanan pemandangannya ajibbbbbb banget! Bisa lihat Gunung Bromo
juga. Dari kejauhan Puncak Mahameru pun sudah pamer keagungannya. Seolah-olah
nantangin kita “Gue tunggu elo nyampe sini men!”. Ahhaha lebay.
naik trek. pemandangannya cari tau sendiri ya :p |
Singkat cerita
kami sampai si lapangan parkir Ranu Pane. Kata orang situ kata Ranu artinya
danau. Emang sih disitu ada danau yang lumayan creppy. Jalan kaki kurang lebih
10 menit ke pos retribusi pendakian Semeru. Syarat yang harus dipersiapkan
adalah surat keterangan sehat yang bisa didapatkan di puskesmas. Sebaiknya sih
bawa dari Jogja. Paling Cuma bayar 20.000 saja. Sialnya suratnya Oka ilang.
Untung pas di posko Posko Pasar Tumpang ibu pemilik rumah baik hati memberikan
bantuan. Selain surat keterangan sehat, KTP juga wajib. Kita diwajibkan mengisi
formulir data seluruh personil dalam satu tim kita. Berapa jumlah kerir dan
tenda yang dibawa. Rencana lama pendakian. Pokoknya semua harus diisi secara
lengkap. Satu lagi yang gak boleh dilanggar: BAWA TURUN SAMPAH! Jangan sampai
ninggalin sampah di atas. Bisa kena denda atau disuruh ngambil sampahnya ke
atas lagi.
Harga tiket masuk
retribusinya 7000 per orang. Setelah semua siap dan berdoa, kami mulai mendaki
jam 15.00. Pelan-pelan dan sedikit demi sedikit lama-lama sampai juga di bukit.
Ada 6 pos yang kami lewati. Treknya cenderung landai dan tidak sekejam trek
pendakian Merbabu lewat Wekas. Sampai Ranu Kumbolo 5 1/2 jam kemudian. Sekitar
jam 8 malem. Langsung nyari spot untuk mendirikan tenda. Para lelaki yang
mendirikan tenda. Kami para perempuan dari pada kedinginan mulai rempong masak
aer baut bikin minuman panas. Tapi nyatanya tetep kedinginan. Hahaha
Tenda berdiri, semua
sudah masuk kedalam tenda. Kami mulai kelaparan dan akhirnya memasak.
Sebenernya pengen menghabiskan malam diluar sambil lihat bintang. Karena di
Ranu Kumbolo Milky Way yang warnanya ungu itu kelihatan jelasss banget! Rasanya
kayak kejatuhan ribuan juta bintang. Tapi dingin mengalahkan semua niat itu.
malam pertama nginep di Ranu Kumbolo rasanya bikin kapok. Frosty banget men!
Yang paling dinanti-nantikan cuma satu yaitu MATAHARI! Aku gak pernah
mengharapkan munculnya matahari sebesar itu. jadi sadar kalau matahari itu
sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia. Tsah... dan..... pagi pun datang membuat aku takjubbbb.....
ternyata.... kayak pasar -_- |
Hari itu Oka, Andro, dan
Alex rencana berangkat muncak. Sisanya termasuk aku gak punya niatan muncak.
Kekhawatiran mengalahkan niatku untuk tetap di Ranu Kumbolo. Intinya gak mau
pisah sama Oka. Hahahaha manja -_- kira-kira jam 11.00 kami berempat berangkat
muncak meninggalkan Ayik, Ari, dan BosDhem di Ranu Kumbolo. Tantangan pertama
yaitu Tanjakan Cinta. Tanjakan 450 yang mitosnya kalau berhasil
melewatinya tanpa berhenti dan nengok belakang, orang yang dibayangkan selama
nanjak akan jadi cinta sejatinya. Ciyeee gagal. Hahahaha anjrit itu tanjakan
dari jauh kelihatan sepele tapi pas dilakoni ngos-ngosan juga.
tanjakan cinta. kita terlihat kecil dalam kemegahan alam. |
Lolos dari tanjakan
cinta, dapet bonus jalan turun dan datar yaitu Oro-Oro Ombo alias padang yang
luassss banget. Kalo pas musim hujan, padang ini penuh Purple Peacock yang
canti banget. Jangan dipetik! Sayang seribu sayang aku dateng pas kemarau jadi
dapetnya rumput kering. Setelah itu masuk ke zona Cemara Kandang. Seperti
namanya zona ini merupakan hutan cemara. Rutenya landai tapi nanjak dan
disinilah keinginan muncakku pupus. Andro yang semangat banget muncak jalannya
cepet dan aku nggak sanggup ngikutin ritme dia. Daripada memaksakan diri aku
jujur aja nggak kuat dan minta balik ke Ranu Kumbolo. Oka awalnya mau ikutan
turun gara-gara nggak tega lihat aku turun sendirian. Tapi aku yakinkan dia aku
bisa bareng rombongan lain turun. Dan akhirnya dipasrahkanlah aku ke rombongan
2 mas-mas 1 porter yang mau menuju Ranu Kumbolo lagi.
Oro-Oro Ombo |
Cemoro Kandang |
view dari atas tanjakan cinta |
Sampai lagi di tenda Ranu
Kumbolo dan kami menghabiskan hari itu denga jalan-jalan muterin Ranu. Rombongan
yang muncak kembali ke Ranu Kumbolo di hari berikutnya, hari ke-3. Nginep satu
malam lagi dan di hari ke-4 kami berkemas meninggalkan Ranu Kumbolo.
frosty sunrise |
capek bro naik tanjakan cinta |
Perjalanan
pulangnya cepet banget cuma 3 jam. Hahaha. Tiap ketemu rombongan yang lagi naik
selalu memberikan semangat “SEMANGAT MAS TINGGAL SEBENTAR LAGI!” padahal masih
jauh. Wkkakaka. Itulah salah satu cara menyemangati teman-teman pendaki yang
lain, sekalian balas dendam pas naik digituin juga sama yang udah turun.
Gerbang “selamat datang
di jalur pendakian Semeru” sudah didepan mata. Aku langsung lari demi segera
mengakhiri perjalanan itu. habis itu foto-foto bentar dengan pendaki lainnya. Padahal
nggak kenal. Satu pelajaran yang aku dapat dari naik gunung: nggak ada musuh. Adanya
semua jadi teman. Saling bantu membantu biar semuanya selamat.
Pas lagi bersih-bersih
dan istirahat di Ranu Pane, ada bule nyamperin. Taunya bule dari Wales,
Inggris!! Aaaakkk my dream country men. Dia nebeng rombongan kita sampai Surabaya.
Namanya Thom dan dia sendirian. Dasar bugil alias bule gila. Dalam rangka
seminar ke Indonesia terus lihat brosur Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
spontan memutuskan untuk ke Semeru. Cuma bawa sleeping bag dan switer. Tanpa tenda
dan logistiknya Cuma potato chips dan akua. Bener-bener bugil!
Kami diangkut kembali
pakai truk dari Ranu Pane ke Pasar Tumpang. Lanjut naik angkot ke Terminal Batu
Malang. Dari Malang naik bis ke Surabaya. Sampai di terminal Purabaya, Surabaya
kami berpisah dengan Thom. Dia melanjutkan perjalanan dengan teman yang
ditemuinya gak tau dimana. Kami pun pulang ke Jogja naik bis Eka. Begitu masuk
bis langsung deh menjelajah pulau mimpi.
Tambah satu cerita yang
selalu kubanggakan. Teman-temanku yang suka mendaki dan berpengalaman belum
tentu pernah mencapai Semeru. Tapi aku yang baru 2 kali naik gunung tiap
ditanyain “pernah naik gunung mana?” dengan mantap kujawab “SEMERU!” yaaa
walaupun gagal muncak. Huahahaha
tambahan:
ini foto-foto yang berhasil diambil tim yang juga gagal muncak :p
sunrise di Mahameru |
lumayan bisa poto sama Mahameru |
Biaya:
Jogja – Malang: kereta : 50.000
Malang – Pasar Tumpang:
angkot : 15.000
Pasar Tumpang – Ranu Pane:
truk : 30.000
Retribusi : 7.000
Surat keterangan sehat : 20.000
Iuran logistik dll :
50.000
Ranu Pane – Pasar Tumpang:
truk : 30.000
Pasar Tumpang – Terminal Malang:
angkot : 15.000
Terminal Malang –
Terminal Surabaya: bus : 25.000
Surabaya – Jogja: bus eka :
85.000
TOTAL :
327.000
*anggaran ini diluar
biaya jajan, rokok, dan souvenir
full team (ki-ka) Ari, Ayik, Oka, Ria, Andro, Alex, Boss Dhemit |
surat keterangan sehat bisa selain dari puskesmas pasar tumpang kan?
ReplyDeletebisa
Delete